[bahan kuliah]
A. Pengertian mengenai Isu-isu Global Kontemporer
- Isu-isu global kontemporer adalah isu yang berkembang serta meluas setelah Perang Dingin berakhir pada era 1990-an.
- Pengertian mengenai isu-isu global kontemporer terkait erat dengan sifat dari isu-isu tsb yang tidak lagi didominasi oleh hubungan Timur-Barat, seperti, ancaman perang nuklir, persaingan ideologi antara Demokrasi-Liberal dan Marxisme-Leninisme, diplomasi krisis, dsb
- Masyarakat internasional kini dihadapkan pada isu-isu global yang terkait dengan “Tatanan Dunia Baru” (New World Order). Isu2 mengenai persoalan2 kesejahteraan ini berhubungan dengan Human Security antara negara2 maju (developed) dengan negara2 berkembang (developing countries) serta masalah lingkungan
- Isu-isu global kontemporer merupakan isu yang lahir sebagai bentuk baru ancaman keamanan yang mengalami transformasi sejak berakhirnya Perang Dingin menjadi suatu “Agenda Global Baru” (New Global Agenda)
- Transformasi ini erat kaitannya dengan makin besarnya perhatian dunia terhadap bentuk baru ancaman tsb, terutama pasca tragedi 11 September 2001.
- Ancaman dalam bentuk baru ini bukan berupa “serangan militer” yg dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain tetapi tindakan kejahatan yang dilakukan oleh non-state actor dan ditujukan kepada state actor maupun individu atau warga negara yang mengancam keamanan umat manusia (Human Security).
- Ancaman tsb dapat berupa tindakan terorisme atau kejahatan transnasional yg terorganisir (Transnational Organized Crime/TOC), kesejahteraan (kemiskinan), degradasi lingkungan, konflik etnis dan konflik komunal yang berdimensi internasional, hutang luar negeri, dsb.
- Bagi negara2 Dunia Ketiga, isu-isu yg terkait dgn ancaman keamanan dalam bentuk baru (Human Security) ini merupakan “ancaman keamanan yang nyata” karena memiliki relevansi dengan kondisi domestik Negara2 Dunia Ketiga yg masih disibukkan oleh berbagai persoalan mengenai:
- Situasi transisi politik,
- Lemahnya kekuasaan pemerintah akibat tidak maksimalnya upaya penegakan hukum,
- Ketidakpastian politik,
- Krisis ekonomi,
- Masalah konflik di wilayah perbatasan,
- Konflik etnis dan konflik komunal dengan berbagai dimensi internasionalnya,
- Persoalan disintegrasi bangsa,
- Peningkatan jumlah pelaku terorisme,
- Kemampuan melakukan tindakan ancaman terhadap human security, dsb.
- Sifat Isu-isu Global Kontemporer adalah sbb:
- Nonkonvensional,
- Nontradisional,
- Nonmiliter,
- Multidimensional, dan
- Transnasional.
- Berkembangnya isu-isu global merupakan akibat dari perkembangan ancaman dan berbagai persoalan kontemporer yang bersifat nonkonvensional, multidimensional, maupun transnasional tsb.
- Meluasnya persoalan global kontemporer ini juga didorong oleh perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dalam era globalisasi pasca Perang Dingin.
- Dengan demikian, isu-isu global kontemporer dengan sifat2 utamanya tsb telah mengalami transformasi yang menggeser persepsi mengenai ancaman keamanan yang bersifat konvensional.
- Berbeda dengan isu-isu global kontemporer yang berkembang setelah Perang Dingin berakhir, ancaman keamanan konvensional sebelumnya telah mendominasi isu-isu politik internasional selama era Perang Dingin dengan hanya berorientasi terhadap ancaman militer atau perluasan ideologis dari persaingan dua negara adidaya dalam sistem internasional.
- Persoalan-persoalan yg dikategorikan sebagai isu ancaman nonmiliter / nontradisional di antaranya adalah:
- Karakterisitik isu-isu global kontemporer sbg ancaman keamanan nontradisional adalah:
- Isu global kontemporer yg merupakan ancaman keamanan bersifat nontradisional tsb tidak terpusat pada satu negara tertentu saja. Dengan demikian, ancaman yang merupakan bagian dari isu-isu global kontemporer ini tak hanya dihadapi oleh satu negara, tetapi telah mengancam sejumlah negara ttt sekaligus (memiliki dimensi regional dan global). Oleh karena itu, isu-isu global kontemporer sering disebut sbg “ancaman keamanan transnasional”.
- Isu global kontemporer tidak terfokus pada suatu lokasi geografis ttt saja. Berdasarkan karakter geografisnya, isu-isu ini seringkali sulit “dikenali” karena sifatnya yg melewati batas-batas antarnegara hingga batas-batas regional (transnasional).
- Isu-isu global kontemporer tidak dapat dihadapi hanya dgn kekuatan militer semata. Memang kekuatan militer dapat digunakan dalam eskalasi yang mengarah pada konflik bersenjata. Akan tetapi, kekuatan militer pada jangka panjang tak dapat lagi digunakan secara efektif untuk mengatasi ancaman isu-isu global tsb.
- Persoalan keamanan yang menjadi isu-isu global kontemporer telah mengancam eksistensi suatu negara maupun individu2 yang merupakan bagian dari negara tsb.
B. Fenomena yang Terkait dengan Isu-isu Global
- Selama Perang Dingin, perhatian negara2 di dunia hanya tertuju pada persaingan strategis antara dua negara adidaya, yaitu Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet (US). Ketika itu, konstelasi politik internasional sangat dipengaruhi oleh ancaman perluasan pengaruh politik dan agresi militer yg dilakukan oleh Blok Barat pimpinan AS dan Blok Timur pimpinan US.
- Dalam hal ini, isu mengenai ancaman keamanan konvensional yang mengandung dimensi militer sangat mendominasi sistem keamanan internasional selama era Perang Dingin.
- Faktanya, meskipun Perang Dingin telah berakhir, ternyata ancaman keamanan tetap ada. Bahkan, ancaman tsb muncul dalam bentuk yang baru dan telah mengalami transformasi maupun pergeseran, yakni berupa ancaman keamanan multidimensional / nonmiliter / tradisional / nonkonvensional / transnasional.
- Dalam hal ini, persoalan mengenai isu-isu global kontemporer digolongkan ke dalam fenomena wilayah abu-abu (“Grey Area Phenomenome”). Penyebabnya adalah ketidakpastian dari sifat ancaman tsb terhadap struktur, kesatuan, serta stabilitas negara-negara yang berdaulat.
- Pada dasarnya, isu-isu global kontemporer memang bukan merupakan persoalan militer/tradisional/konvensional, melainkan lebih merupakan persoalan yang bersifat multidimensional dan lintas-batas (transnasional) dalam berbagai aspek kehidupan manusia, yaitu persoalan-persoalan di bidang ekonomi, lingkungan, sosial, human security, dsb.
C. Penyebab Perkembangan Isu-isu Global Kontemporer
- Kemajuan pesat di bidang teknologi transportasi, teknologi informasi, serta meningkatnya mobilitas masyarakat sejak era 1990-an telah meningkatkan berbagai persoalan global yang melampaui lintas-batas negara.
- Berbagai kemajuan teknologi transportasi dan informasi telah menyebabkan pesatnya perkembangan isu-isu global kontemporer. Media massa sangat berperan aktif sbg partisipan dalam menyediakan sejumlah besar informasi mengenai suatu isu dan media pulalah yang memberi perhatian pada suatu isu ttt.
- Hampir semua informasi yang diterima oleh masyarakat berasal dari pasokan media. Pemberitaan media massa menghasilkan “umpan balik” serta “akibat langsung” terhadap perkembangan berikutnya.
- Dalam hal ini, perkembangan isu2 global kontemporer telah meningkat sejak runtuhnya komunisme di Eropa Timur dan Uni Soviet (US) pada era 1990-an karena media massa mampu membentuk opini (pendapat umum) tertentu terhadap suatu isu2 global.
- Media juga memiliki peluang untuk “menggiring” suatu masalah menjadi “isu global” atau tidak, membentuk struktur khusus yang sangat berpengaruh terhadap integrasi nasional, regional, global, serta membangun identitas, budaya, agama, dan politik global.
- Internasionalisasi persoalan domestik juga dilakukan oleh peran media massa secara berkesinambungan dan intensif. Dalam hal ini, media banyak memberikan kontribusinya dalam “mengangkat banyak hal” (isu2 baru) yang dulunya tidak menjadi masalah kini justru tampil sebagai suatu persoalan bersama secara global.
- Oleh karena itu, peran media massa lalu banyak dimanfaatkan oleh state actor dan nonstate guna “merekayasa” komunikasi internasional dengan “memanipulasi informasi” bagi dunia berdasarkan kepentingan dan kebutuhan aktor2 tsb.
- Di sisi lain, perkembangan isu-isu global juga diiringi oleh peningkatan kerawanan dan ancaman terhadap keamanan domestik, regional, serta internasional.
- Berbagai kemudahan akibat kemajuan di bidang teknologi turut berperan dalam meningkatkan mobilitas dan lalu lintas persoalan-persoalan yang terkait dengan isu-isu global kontemporer.
- Kemajuan dan kemudahan dalam era teknologi pasca Perang Dingin turut memberikan kontribusi dalam transformasi isu2 global (perubahan struktur, bentuk, sifat, fungsi) sejak berakhirnya Perang Dingin.
- Dalam hal ini, integrasi (proses pembauran menjadi suatu penyatuan identitas yg utuh) juga merupakan “proses transformatif” yang melahirkan berbagai persoalan baru yang harus dihadapi oleh state actor maupun nonstate actor (masyarakat, individu, warga negara, LSM, dsb).
- Persoalan2 baru tsb telah melahirkan isu2 yang juga baru terkait dengan human security, lingkungan, transnational organized crime (TOC), kesejahteraan penduduk dunia, dsb.
- Kehadiran isu2 global kontemporer ini telah menggeser isu2 konvensional (isu2 lama) yang berhubungan dengan persoalan politik-strategis, militer, dan ideologis.
- Selain memunculkan persoalan baru, berakhirnya Perang Dingin juga telah melahirkan banyak negara baru di Eropa Timur dan pecahan bekas negara2 Uni Soviet. Hal ini lalu disusul oleh berbagai konflik etnis dan konflik komunal yang menyertainya sebagai dampak dari berakhirnya perang Dingin.
Munculnya negara2 baru, baik itu yang diperoleh melalui kemerdekaan maupun melalui proses disintegrasi juga menimbulkan persoalan lain, yaitu masalah pengungsian, meningkatnya angka kemiskinan, kelaparan, kasus kejahatan internasional, terorisme, krisis hutang luar negeri negara2 berkembang, dsb yang berpotensi mengancam human security.
D. Dimensi Internasional dalam Isu-isu Global Kontemporer
- Dimensi internasional yang terkait dengan berbagai isu global kontemporer adalah:
- Sifat, dampak, solusi, dan cara mengatasi isu-isu global kontemporer yang bersifat multidimensional, lintas-batas negara (transnasional), nonkonvensional, nontradisional, nonmiliter, dan universal.
- Isu-isu global kontemporer memiliki hubungan yang erat dengan pelanggaran terhadap HAM, terutama pelanggaran HAM yang melibatkan kekerasan bersenjata. Dalam hal ini, HAM memiliki dimensi dan sifat internasional.
- Karena dampaknya yang universal, maka perkembangan berbagai isu global kontemporer telah “menimbulkan kebutuhan” tersendiri untuk melakukan kerjasama antarnegara karena adanya rasa saling ketergantungan (interdependensi) di antara negara-negara dunia dalam menghadapi dan mengatasi isu2 global ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar